Pada jaman dahulu PUSAKA ‘ JONTRO MAS’ adalah Piyandel kerajaan Mataram yang dicuri Pangeran Haryo Sosro Binoro kemudian pusaka tersebut dibuat piyandel untuk mendirikan sebuah wilayah di namakan Desa Tanggungharjo karena Mataram merasa kehilangan pusaka JONTRO MAS lalu membuat sayembara diantara yang ikut sayembara adalah Kanjeng Sunan Muria yang bernama Raden Kusumastuti ingin mengikuti dengan tekat yang sangat kuat memberi bantuan demi ketentraman Negara dan Rakyat Mataram, dengan nama samaran ‘KI SUROGATI’ setelah mendapat petunjuk ‘KI SUROGATI’ lalu mencari sisikmelik setelah mendapat sisikmelik kemudian datang ditempat wilayah yang kedapatan PUSAKA JONTRO MAS yaitu di Desa Tanggungharjo setelah sampai di desa tersebut bersama pengikutnya yaitu Sampan Dan Alip karena Ki Ageng Tanggung mempunyai anak putri lalu Ki ‘SUROGATI’ Melamar putri tersebut untuk pengikutnya Alip ternyata diterima namun ada syaratnya harus mempunyai PUSAKA ‘JONTRO MAS’ disanggupi Ki “SUROGATI” dengan waktu selapan hari kemudian malam harinya KI “SUROGATI” datang dirumahnya , kebetulan Ki Ageng Tanggung sedang melatih anak buahnya bela diri di hutan Tapak KI “SUROGATI” menyamar menjadi Ki Ageng Tanggung lalu meminta Pusaka tersebut kepada istrinya , terus Ki Ageng Tanggung datang juga mau mengambil puska namun pusaka sudah di tangan KI “SUROGATI” lalu dicari Ki Ageng Tanggung bersama pengikutnya sudah ketemu jejak manusia , yang menurut pendapatnya adalah KI “SUROGATI” kemudian ditelusuri jejak kaki sudah hilang di dalam belukar tersebut sepertinya tidak ada seorangpun yang masuk,sebab rusa-rusa, dengan tenang merumput dan istirahat sambil mengunyah rumput,ayam hutan masih melengking berkokok diatas pohon pada belukar tersebut,bengkarung mondar –mandir mencari makan, sedang laba-laba kemplandingan dengan enaknya menganyam jaring, mengetahui keadaan demikian Ki Ageng Tanggung berkata kepada pengikutnya “ seluruh keturunanku yang ada diTanggungharjo jangan sampai ada yang menikah dengan keturunan Ki “Surogati” sudahlah meri kita pulang “ saat pulang melewati desa paguwang Ki Ageng Tanggung berkata ”tempat ini pusatnya maling!!!
Semelam perasaan Sampan dan Alip merasa berdebar –debar memikirkan keselamatan Ki “Surogati” hari mulai pagi dua orang tersebut membagi tugas Ki sampan menjaga /menunggu tempat kerja sedangkan Ki Alip akan mencari Ki “Surogati” membaur dengan orang –orang Tanggung perjalanan Alip sudah sampai pada belukar , tiba-tiba melihat ada seorang keluar dari belukar tersebut , setelah diamati betul-betul ternyata orang tersebut adalah Ki Teguhan dan Ki “Surogati” mengganti nama Ki Teguh Widodo. Pesan saya sekali lagi padamu dan perlu diingat –ingat bahwa semua keturunan Teguhan tidak boleh membunuh rusa, ayam hutan ,bengkarung, dan laba-laba kemplandingan.
Dengan adanya perubahan SOTK kabupaten Grobogan KeKepalaan Teguhan menjadi Desa Teguhan
Adapun Desa Teguhan dibagi menjadi 3 (tiga) Dusun, yaitu :
-
- Dusun Teguhan
- Dusun Blado
- Dusun Celep
Pejabat Kepala Desa Teguhan semenjak berdirinya Desa Teguhan adalah sebagai Berikut :
|
No |
Nama |
Masa Jabatan |
Keterangan |
|
1 |
Yusuf |
Periode tahun 1941 s/d 1966 |
Kepala Pertama |
|
2 |
Sumarto |
Periode tahun 1966 s/d 1967 |
Kepala Kedua |
|
3 |
Suyat |
Periode tahun 1967 s/d 1977 |
Kepala Ketiga |
|
4 |
Soekardi |
Periode tahun 1977 s/d 1991 |
Kepala Keempat |
|
6 |
Sahlan |
Periode tahun 1991 s/d 1999 |
Kepala Kelima |
|
6 |
Suyoto |
Periode tahun 1999 s/d 2007 |
Kepala Keenam |
|
7 |
Handoyo |
Periode tahun 2007 s/d 2013 |
Kepala Ketujuh |
|
8 |
Gunawan Krisnadi,SP. |
Periode tahun 2013 s/d 2019 |
Kepala Kedelapan |
|
9 |
Karsono |
Periode tahun 2019 s/d 2027 |
Kepala Kesembilan |